Madani IFF x Binus University
Dunia riset dan akademis adalah salah satu dari elemen ekosistem yang sudah semestinya bersinergi dan berkolaborasi dengan elemen lainnya, seperti festival film.
Tahun ini, Departemen Film di Binus University akan mendiseminasikan hasil risetnya terkait film-film pocong yang menjamur (pocongsploitation). Tim riset yang terdiri dari Ekky Imanjaya dan Nayla Majesty ini menganalisis film-film pocong, sebuah tema yang dekat dengan prosesi upacara dan ritual pemakaman Muslim. Namun, film-film bertema ini hampir tidak ada di negeri Muslim lainnya.
Pocong adalah mayat hidup, serupa tapi tak sama dengan zombie. Dengan fokus pada dua rute (rute serius dan rute popular), akan dibahas ciri khas film-film pocong khususnya elemen naratif, mise-en-scene, dan desain suara.
Selain itu, akan ada diskusi dua buku terkait sinema global dan keislaman yang disunting oleh Kristian Petersen, Assistant Professor di the Department of Philosophy and Religious Studies di Old Dominion University. Kedua buku ini mewacanakan tentang isu-isu dan pendekatan ilmiah baru terkait Islam dan film. Kedua buku tersebut adalah Muslims in the Movies: A Global Anthology dan New Approaches to Islam in Film.
Diskusi Buku
Film Pocong dan Dunia Muslim
Esai Video “What Makes A Film A Pocong Film?”
Oleh Ekky Imanjaya dan Nayla Majestya
Film pocong adalah subgenre film yang unik dari Indonesia, negeri muslim terbesar. Serupa tapi tak sama dengan zombie, pocong berasal dari tradisi pemakaman Islam. Membungkus jenazah dengan kafan adalah salah satu langkah dalam ritual pemakaman muslim setelah jenazah dimandikan. Namun, meski film pocong tidak menjadi tren sinema di kebanyakan negeri Islam, subgenre ini menjamur di Indonesia.Setidaknya, ada 45 film yang memasang kata pocong pada judulnya atau sebagai kata kunci, khususnya selama 20 tahun terakhir. Kecenderungan ini meningkat pada 2000-an (25 judul) dan 2010-an (15 judul), dan terus berlangsung.
Nayla Majestya dan Ekky Imanjaya bergabung untuk meneliti film pocong dan menyebarkan temuan mereka dalam Madani International Film Festival 2022. Dr. Hariyadi dari Universitas Jenderal Soedirman—pakar film Islam dan sedang meneliti film horor—akan menanggapi temuan tersebut.
Diskusi ini akan menguraikan bagaimana pocong menjadi salah satu ikon horor paling terkenal di Indonesia, beserta konvensi sinematik dalam subgenre tersebut. Juga, sejauh apa kita dapat memandang bahwa film pocong memiliki hubungan kuat dengan kebudayaan muslim, terutama cerita rakyat dan legenda-legenda urban?
Speakers
Ekky Imanjaya (Research Team, Binus University)
Nayla Majestya (Research Team, Binus University)
Hariyadi (Lecturer, Universitas Jendral Soedirman)
Moderator
Devina Sofiyanti (Lecturer, Binus University)
Sunday, October 9, 2022 at 4 - 5.30 pm | Live on Madani IFF Youtube Channel
Cinema and Muslim Cultures in Film Studies Discourse
Muslims in The Movies: A Global Anthology. (Ilex Foundation and Harvard University Press, 2021)
New Approaches to Islam in Film (Routledge, 2021) with the editor Dr. Kristian Petersen (Old Dominion University)
Muslims in Cinema adalah salah satu semangat utama Madani International Film Festival. Banyak aspek tentang topik tersebut dapat dijelajahi, baik secara audio-visual maupun kesarjanaan. Oleh karena itu, Jurusan Film Universitas Binus mengundang Dr. Kristian Petersen untuk membahas topik tersebut. Ia adalah penyunting kumpulan tulisan Muslims in the Movies: A Global Anthology and New Approaches to Islam in Film. Diharapkan ajang ini akan membuahkan diskusi yang bermanfaat dengan pendekatan dan perspektif baru.
Speakers
Dr. Kristian Petersen (Old Dominion University)
Moderator
Ekky Imanjaya (Lecturer, Binus University)
Thursday, October 13, 2022 at 7.30 - 9 pm | Live on Madani IFF Youtube Channel